468x60 Ads

Belajar Metode PAKEM ke Probolinggo

Messiah
Borneo Tribune, Singkawang

Wahana Visi Indonesia ADP Kota Singkawang-Bengkayang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Singkawang dan Bengkayang, memberangkatkan 14 guru dan pengawas sekolah, untuk studi banding ke Probolinggo, Jawa Timur, 24-28 November 2008. Manager Wahana Visi Indonesia (WVI) ADP Kota Singkawang, Thomas A. Setyoso, melepas rombongan, Minggu (23/11) pagi.
Mereka yang berangkat terdiri dari guru dan pengawas yang mengabdi di Kecamatan Singkawang Timur, Samalantan dan Monterado. Semua guru yang diberangkatkan adalah guru SD. Mereka didampingi satu orang dari WVI ADP Kota Singkawang dan tiga orang tim fasilitator nasional.
“Studi banding itu kita maksudkan, untuk lebih menunjang pemahaman guru secara lebih kontekstual, serta memperkuat kapasitas guru dalam metode PAKEM,” kata Thomas, saat ditemui di WVI Kota Singkawang.
PAKEM kepanjangan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Ini merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang memberikan ruang dan waktu kepada anak-anak, untuk bisa mempelajari pengetahuan dengan lebih menyenangkan.
Pola PAKEM tentunya merupakan sebuah pendekatan yang sungguh berpihak kepada anak, karena didalamnya terkandung unsur partisipasi anak yang menunjang tumbuh kembang anak menjadi lebih baik dan seimbang.
Wahana Visi Indonesia-ADP Singkawang Bengkayang telah mendampingi proses pengembangan PAKEM, sejak siklus pertama (2004-2007). Beberapa pelatihan dan pendampingan yang dikembangkan bersama dengan Team Pelatih Nasional antara lain, Suyitno, dan tim, sudah berjalan dengan baik.
Selanjutnya, berbagai penguatan diperlukan untuk mendukung kemampuan dan kapasitas guru-guru implementornya.
Selama siklus pertama, bersama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bengkayang dan Dinas Pendidikan Kota Singkawang, WVI memberikan kesempatan kepada guru-guru, khususnya wilayah dampingan, untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengajar dengan metode PAKEM. Di siklus kedua, diharapkan terjadi replikasi PAKEM di sekolah-sekolah binaan. Sehingga akan menjadi berkat untuk anak yang menjadi subjek belajar sekolah. Penguatan kapasitas bagi guru-guru yang telah menjadi Fasilitator PAKEM tingkat Kabupaten juga menjadi perhatian agar kemampuan memfasilitasi menjadi lebih baik.
Thomas menegaskan, tujuan studi banding tersebut, memberikan kesempatan kepada guru-guru dari sekolah replikasi PAKEM, melihat secara langsung proses pembelajaran PAKEM di sekolah yang telah menerapkan metode PAKEM. Memperkuat pemahaman konsep PAKEM, sekaligus melakukan praktek mengajar PAKEM. Menambah pengetahuan guru-guru dalam memperdalam teknik pendampingan belajar. Meningkatkan kapasitas fasilitator PAKEM tingkat kabupaten dalam teknik pelatihan mereka. Sehingga peserta memiliki kemampuan dalam menyusun RPP yang berpihak pada anak.
Thomas mengatakan dijadikannya Probolinggo sebagai daerah tujuan, karena Probolinggo merupakan daerah yang sukses menerapkan PAKEM tersebut. Proboliggo juga merupakan daerah pedesaan, yang dulu penduduknya tidak mendukung proses pembelajaran. Namun, karena model pembelajaran PAKEM dikenalkan, kini penduduknya sangat mendukung pembangunan dunia pendidikan.
“Selain itu, Probolinggo merupakan daerah fasilitator yang aktif mengajarkan metode PAKEM, pada guru di Bengkayang dan Singkawang,” kata Thomas.
Dengan mempelajari metode PAKEM di Probolingo, kepada guru yang diikutsertakan, diharapkan untuk dapat menggali segala ilmu yang dipelajari. Sehingga dapat diterapkan ke sekolah masing-masing. Bahka, para guru yang sudah mendapat pelatihan, dapat menjadi fasilitator guru-guru lain. Baik guru di Kota Singkawang ataupun Bengkayang.□
Jajad Ruhijat, Kepala Sekolah SDN 14 Mendung Terusan Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang, yang berkesempatan untuk ikut serta dalam pelatihan itu sangat bersyukur dan berterima kasih. Menurutnya kegiatan study banding yang dilakukan WVI bersama dinas pendidikan Bengkayang dan Singkawag sangat berguna untuk menambah wawasan guru dalam mengajar.
Jajad berharap, study banding yang mereka lakukan berhasil dan berguna bagi kemajuan para guru yang mengikuti, dan dapat menerapkannya di sekolah masing-masing. Lebih dari itu, Jajad berharap pelajaran yang didapatkan di Probolinggo dapat ditularkan kepada guru lain yang belum berkesempatan.


0 komentar:

Post a Comment